Pernah
makan Soto Ayam tanpa kuah? Apa rasanya? Ya, itu hanya perumpamaan dalam sepakbola
tanpa adanya supporter, hampa. Mungkin, ini pula yang menjadikan olahraga ini
semakin banyak diminati oleh masyarakat. Bayangkan, fenomena suporter sepakbola dapat merubah
situasi kebangsaan (nasionalisme) yang cukup instan, dan juga bisa membuat suasana rasa
kebangsaan terancam.
Bahkan,
ada juga negara yang memperkuat mafia-mafia dalam sepakbola. Tak heran, belum
lama di Brasil, masyarakatnya melakukan aksi demonstrasi untuk menolak pembangunan
gedung sepakbola ketika Piala Konfederasi berlangsung. Pasalnya, masyarakat
Brasil menduga, jika pembangunan gedung tersebut merupakan ruang para pejabat
negaranya melakukan korupsi secara komunal. Wah...wah..., parah ya!
Kondisi
ini pula yang membuat geliat sepakbola, suporter, dan kaos bola banyak mendapat tempat dihati masyarakat secara umum. Terlebih, faktanya, suporter sepakbola kerap memiliki beberapa perbedaan dengan
suporter olahraga lainnya :
1.
Suporter sepakbola
lebih banyak dari suporter olahraga lainnya. Bahkan dibanyak negara, terdapat
beberapa suporter fanatik Garis Keras.
2.
Suporter sepakbola
lebih atraktif dibanding dengan suporter lainnya. Ya, kalau saya asumsikan
dengan presentase, mungkin di olahraga lain lebih banyak yang memposisikan
dirinya sebagai penonton bukan suporter (pendukung).
3.
Suporter sepakbola
memiliki solidaritas yang cukup kuat. Bahkan bisa dibilang, kalau supporter
sepakbola cukup memiliki andil dalam membumikan rasa kebangsaan. Lihat saja,
bagaimana hirup pikuk terjadi ketika ajang Piala Dunia berlangsung. Hampir
semua negara yang mengikuti ajang ini, masyarakatnya sibuk dan rela untuk
melihat langsung pertandingan di stadion.
Menariknya lagi, ada yang beranggapan bahwa geliat sepakbola, suporter, dan kaos bola tak bisa dipisahkan. Ya, tiga unsur itu mesti saling melengkapi. Tak salah, jika ada ungkapan "Suporter sepakbola adalah nyawanya sepakbola".
Suporterlah yang membuat ramai pertandingan. Bahkan suporterlah yang
menghidupkan sepak bola itu sendiri. Tingkah polah merekapun macam-macam. Dari mulai bersorak untuk memberi
semangat, marah jika timnya dicurangi, berkomentar, sampai memberikan masukan
pada tim kesayangannya tentang pelatih yang harus diganti atau dipertahankan,
pemain yang layak atau tidak layak, pemain yang harus didatangkan, dan yang
labih menarik, penonton disana akan memberikan applaus kepada tim lawan bila
mereka bermain cantik, dan sebaliknya memberikan cemoohan kepada tim
kesayangannya bila mereka bermain buruk.
Sedangkan ada ungkapan lain "JANGAN MENGAKU SUPORTER JIKALAU TIDAK MENGENAKAN KAOS CLUB YANG AKAN ANDA SUPORT". Geliat ini mengartikan, bahwa antara sepakbola, suporter, dan kaos bola memiliki andil yang kuat untuk mengikat rasa memiliki club atau Tim Nasional.
4. Suporter sepakbola lebih kreatif dalam memberikan dukungan kepada obyek (club/negara) yang didukunnya. Adapula suporter yang selalu memberikan masukan sebagai bentuk perhatian. Suporter yang selalu memberikan dukungan bila timnya bermain bagus, dan tentu saja memberikan catatan bahkan cemoohan bila timnya bermain buruk.
Sedangkan ada ungkapan lain "JANGAN MENGAKU SUPORTER JIKALAU TIDAK MENGENAKAN KAOS CLUB YANG AKAN ANDA SUPORT". Geliat ini mengartikan, bahwa antara sepakbola, suporter, dan kaos bola memiliki andil yang kuat untuk mengikat rasa memiliki club atau Tim Nasional.
4. Suporter sepakbola lebih kreatif dalam memberikan dukungan kepada obyek (club/negara) yang didukunnya. Adapula suporter yang selalu memberikan masukan sebagai bentuk perhatian. Suporter yang selalu memberikan dukungan bila timnya bermain bagus, dan tentu saja memberikan catatan bahkan cemoohan bila timnya bermain buruk.
Artinya, Supporter yang cerdas
adalah mereka yang loyalitasnya tidak membabi buta untuk terus mendukung timnya
sejelek apapun timnya bermain. Disini saran dan kritik terbuka lebar untuk
terus memperbaiki pola permainan dari obyek yang didukungnya. Makanya, jangan
heran bila dibanyak pertandingan kita menyaksikan ada suporter yang
meninggalkan lapangan pertandingan sebelum berakhir sebagai protes terhadap
timnya yang bermain buruk.
Kreatifitas suporter biasanya dilengkapi dengan berbagai atribut dan perlengkapan. Mulai dari aneka topi yang berwarna warni sesuai warna bendera Negara, syal, bendera, bertelanjang dada (untuk supporter pria) dengan tubuh dan wajah yang diolesi cat atau membawa terompet, drum sebagai genderang untuk tetabuhan. Hingga kaos sablon bola dengan kata-kata yang cukup berkaitan dengan obyek yang didukungnya, baik untuk memberikan kritik atau penghormatan terhadap tim kesayangannya. Misalnya, ketika Timnas Indonesia terbagi 2 versi antara kubu Djohar Arifin dan Nurdin Halid. Maka beberapa suporter coba membuat kaos bola dengan ungkapan " SATU LIGA, SATU TIMNAS, SATU INDONESIA".
Pertanyaannya, setelah anda membaca artikel ini. Apakah anda masih ragu untuk menjadi suporter sepakbola yang memiliki kaos tim bola kesayangan? Klik disini atau alihkan kesini
(Ndr)
0 komentar:
Posting Komentar